Mayarakat Klaten memiliki kain khas daerah yaitu kain Lurik
Pedan yang keberadaannya hampir menghilang. Upaya pelestarian dari Pemerintah
Kabupaten Klaten dengan cara mengeluarkan kebijakan tentang uji coba penggunaan
pakaian Dinas tenun tradisional atau batik khas daerah yaitu kain Lurik Pedan,
lalu apa yang melatarbelakangi kain Lurik Pedan itu digunakan sebagai pakaian
dinas oleh Pemerintah Kabupaten Klaten. Industri kain Lurik Pedan di Klaten
lebih berkembang di luar daerah Pedan, yaitu di daerah Trucuk, Cawas, dan
Bayat. Industri kain Lurik Pedan yang tersebar di beberapa kecamatan di
kabupaten Klaten ini tidak hanya satu industri saja namun terbagi dalam
kelompok-kelompok pengrajin kain Lurik Pedan
Kain Lurik Pedan dibuat dari benang katun pilihan yang
ditenun secara cermat dan teliti oleh para pengerajin di desa Pedan, Klaten
dengan menggunakan alat tenun tradisional. Proses pewarnaan dimulai dari benang,
sehingga warna kain depan dan belakang adalah sama. Corak tenun membentuk garis
vertikal memanjang dengan kombinasi warna yang sangat variatif. Cocok untuk
bahan pakaian kantor, kondangan, busana pria dan wanita, sarung bantal kursi
dan aplikasi lainnya.
Setelah beberapa masa terpuruk, kini lurik mulai
menggeliat. Program Lurikisasi yang diusung Pemkab Klaten dengan mengeluarkan
kebijakan agar karyawan Pemkab Klaten mengenakan lurik Pedan sebagai seragam
pada hari Kamis tentu saja bukan hanya bisa mengangkat kembali nama lurik, tapi
juga potensi ekonomi lokal.
Kain Lurik Pedan dibuat dengan menggunakan bahan benang
katun yang ditenun dengan alat tenun tradisional (ATBM). Sedangkan untuk proses
pewarnaan dimulai dari benangnya, sehingga setelah benang ditenun sempurna maka
warna kain depan dan belakang adalah sama. Corak-corak dari lurik sendiri
cenderung vertikal memanjang. Namun corak tersebut tidak hanya monoton begitu
saja. Akhir-akhir ini banyak desain-desain menarik yang coba dikembangkan oleh
para pengrajin dengan desain motif yang tidak selalu berbentuk vertikal lurus
dan memanjang namunada aplikasi-aplikasi lain yang membuat kain lurik ini kian
menarik.
Ketika kami melakukan kunjungan kemarin cuaca sangatlah
tidak mendukung karena disamping hujan juga waktu sudah terlalu sore jadi para
pekerja sudah pulang hanya tersisa dua orang. Apa boleh buat kami ambil gambar
seadanya. Mungkin suatu saat kalau ada waktu anda bisa langsung ke TKP lebih
menyenangkan karena kita bisa melihat para pekerja yang kebanyakan
mbokde-mbokde yang sedang menganyam lurik dengan penuh ketulusan dan kesabaran.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar