Selasa, 11 September 2012

Tradisi Syawalan di Jimbung Klaten

Apa sih makna ketupat itu? Ketupat dalam bahasa Jawa diterjemahkan dengan “Laku Lepat” yang di dalamnya mengandung empat makna yakni: lebar, lebur, luber dan labur. Lebar artinya luas, lebur artinya dosa/kesalahan yang sudah diampuni, luber maknanya pemberian pahala yang berlebih, dan labur artinya wajah yang ceria. Secara keseluruhan bisa dimaknai sebagai suatu keadaan yang paling bahagia setelah segala dosa yang demikian besar diampuni untuk kembali menjadi orang yang suci dan bersih.Seminggu setelah Hari Raya Idul fitri masyarakat di Indonesia ada yang mengadakan kegiatan syawalan.Tradisi syawalan dikenali oleh masyarakat Jawa sebagai rangkaian dari tradisi keagamaan karena dilekatkan pelaksanaannya seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri dilaksanakan. Bahkan dibeberapa tempat dinamakan sebagai Bakda Ketupat (Lebaran Ketupat) atau lebaran kedua setelah lebaran utama pada perayaan Idul Fitri 1 Syawal. Berbagai kelompok masyarakat di berbagai daerah mempunyai ciri dan caranya masing-masing dalam memaknai Lebaran Ketupat.



Tradisi syawalan di Jimbung
Masyarakat Klaten khususnya yang bermukim di dua desa dan dua kecamatan (Desa Krakitan, Kecamatan Bayat dan Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes) masih memegang teguh tradisi sebar ketupat yang konon diyakini ngalap berkah dari para leluhurnya atau para pendahulunya di lokasi sendang. Dalam pelaksanaan tahun-tahun berikutnya di dipindahkan ke Bukit Sidhoguro, tak jauh dari Rowo Jombor, Jimbung yang oleh masyarakat Klaten juga dikenal sebagai obyek wisata alam sendang Bulus Jimbung.


Namun di tahun 2012 ini syawalan nyebar ketupat diadakan di dua tempat. Selain di Bukit Sidoguro di dekat sendang Jimbung juga diadakan acara nyebar ketupat. Ini merupakan kali pertama setelah beberapa tahun tidak diadakan di Jimbung ini. Acara nyebar ketupat di Jimbung ini dipelopori oleh warga Jimbung sendiri yang dikelola oleh aparat desa setempat. Dalam acara tersebut setiap dusun mengeluarkan kiraban ketupat sendiri. Namun ada juga warga setempat yang mengeluarkan kiraban ketupat.
Acara yang dimulai sekitar Pk. 09.00WIB dimulai kirab  dari Balai Desa Jimbung tepatnya di desa Jiwan diarak menuju lokasi dengan berjalan kaki. Acara tersebut mengundang antusias para warga setempat dan luar jimbung. Sungguh sangat meriah dalam acara tersebut.Proses penyebaran ketupat pun juga sangat luar biasa karena mereka saling berebut memperebutkan ketupat. Bahkan mereka saling melempari ketupat. Bukan emosi tapi sebagi wujud senang alias gembira. Hehehehe....
Waduh tanpa disangka waktu saya naik ke panggung untuk mengambil gambar, tiba-tiba ada ketupat yang melayang mengenai perutku. :(. Tapi tetep bersyukur karena untung tidak mengenai kameraku.
Wah pokoknya asyik dech. Jangan lewatkan acara syawalan tahun depan ya pokonya dijamin ayik dan meriah. Nanti kalo kecapekan bisa mampir ke warung bakso dan mie ayam Bandi (punya kakakku lo) lokasinya di bawah pohon beringin besar sebelah sendang Jimbung ya dijamin uenak, murah, banyak. Hehehehe.........